“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada
kalian pakaian untuk menutupi aurat kalian dan pakaian yang indah untuk
perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang terbaik. Yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu
ingat.” (Al A’raf: 26)
Ya.. Allah telah menurunkan pakaian untuk kita. Kita
memakainya untuk menutup aurat dan memperindah penampilan. Tetapi pakaian taqwa
itulah yang terbaik. Taqwa adalah pakaian kesiapan, maksudnya kesiapan untuk
bersedia dan bersegera mentaati segala perintah Allah dan menjauhi segala
laranganNya.
Artinya begitu ada panggilan sayang dari Allah untuk
melakukan sesuatu, kitalah yang terdepan, dan kalau ada seruan dari Allah untuk
meninggalkan sesuatu kitalah yang tercepat. Jadi? Mari kita praktekan
berpakaian taqwa
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu, dan isteri orang-isteri orang mu’min, hendaklah mereka
mengulurkan jilbab-jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah dikenal, karenanya mereka tidak diganggu. Dan adalah
Allah, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Ahzab 59)
Jilbab! Pakaian taqwa adalah wujud identitas seorang
muslimah..” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karenanya
mereka tidak diganggu…” ibaratnya kalau mau disebut WNI harus punya KTP,
kalau mau disebut muslimah ya..identitasnya jilbab..
Kalau identitanya sudah jelas, hanya orang bodoh atau
nekat yang berani ganggu, ibaratnya lagi kalo ada yang berani sama WNI.. Kedubes
bahkan presiden akan turun tangan. Begitu juga yang berani ganggu muslimah
berjilbab.. Masih ingat perang yang terjadi pada zaman Rosululloh karena
seorang muslimah diganggu disebuah pasar?
Banyak ukhti muslimah yang beralasan belum merasa
terpanggil untuk berjilbab, merasa akan merusak citra jilbab jika ia memakai
jilbab karena akhlaknya belum baik, atau ada juga yang merasa belum mendapat
‘hidayah’.
Padahal ukhti muslimah tersayang….hanya butuh satu modal
dasar, modal agung yaitu semangat untuk memuliakan agama Allah. Menurut Allah
hidayah itu datang dengan upaya keras untuk mencarinya.
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam mencari
keridhaan Kami. Sungguh akan Kami tunjukan pada mereka jalan Kami. Dan sesungguhnya
Allah membersamai orang-orang yang berbuat baik.” (Al Ankabut 69)
Jadi, proses menjadi muslimah yang shalihah bukan dengan
menunggu akhlaq menjadi baik baru kemudian berjilbab. Kalau kita sudah bisa dan
mampu berjilbab, lakukanlah… maka kemudian Allah akan memberi jalan dan
menolong untuk memperbaiki akhlaq, memperindah perangai, dn menghapus segala
kekhawatiran.
“…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa-apa yang
ada pada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada di dalam diri-diri
mereka….” (Ar Ra’d 11)
Jadi kenapa mesti cemas? Takut? Khawatir? Minder? Karena
cemas, khawatir, minder, takut adalah cara syaithan untuk menghalangi manusia
dari ketaatannya. Takut tidak dapat kerja? Cemas akan komentar orang lain dll
merupakan kerjaannya syaithan.
“Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh bagi kalian, maka
jadikanlah ia sebagai musuh kalian. Karena sesungguhnya syaithan itu mengajhak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Fathir
6)
“Syaithan menjanjikan untuk kalian kefaqiran dan menyuruh
kalian berlaku keji. Sedangkan Allah menjanjikan untuk kalian ampunan dari
sisiNya dan karunia. Allah Maha Luas karuniaNya, lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqarah 268)
Nah… kalau sudah memutuskan untuk memenuhi panggilan
Allah… sekarang waktunya mempelajari gaya berpakaian yang memang disukai
Allah….
1. Menutup dan Melindungi Seluruh Tubuh, Selain yang
Dikecualikan.
“Hai Asma’, sesungguhnya wanita apabila telah sampai
tanda kedewasaannya (haidh), tidak boleh terlihat bagian tubuhnya kecuali ini
dan ini—beliau mengisyaratkan muka dan telapak tangan—“ (HR Abu Dawud,
AlBani meng-hasan-kannya)
2. Bukan
Tabaruj
Semakin
tebal make up seseorang kata ustadz Abdullah Sunono, pasti semakin tipis
aktivitasnya. Misalnya, jadi sulit berwudhu?? Emangnya kuat menahan hadast
sejak habis subuh sampai menjelang maghrib?? Kan jadi sulit dikit-dikit hapus,
sebentar-sebentar rias..
“…Dan
janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah
dahulu…” (Al Ahzab 33)
Menor,
berlebihan, boros, artificial dan fisis semata itulah yang tidak diinginkan
Allah melekat pada kalangan mukminat. Allah ingin agar mereka cantik, mulia dan
mempesona dengan dandanan iman, cantik karena akhlaqnya, mulia dan mempesona
karena amalnya.
3.
Tidak Tipis/Transparan
“
Akan muncul di akhir ummatKu, wanita-wanita yang berpakaian namun pada
hakikatnya telanjang. Di
atas kepala mereka terdapat sesuatu penaka punuk unta. Mereka tidak akan
memasuki surga, dan tidak juga akan mencium aroma surga. Padahal bau surga itu
dapat dicium dari jarak sekian dan sekian. “ (HR Muslim)
Al Imam Ibnu ‘Abdil
Barr menjelaskan, bahwa yang dimaksud berpakaian tetapi telanjang adalah
wanita-wanita yang mengenakan pakaian tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya,
belum menutup tubuh yang sebenarnya.
4.
Menutupi
dada.
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu, dan isteri orang-isteri orang mu’min, hendaklah mereka
mengulurkan jilbab-jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah dikenal, karenanya mereka tidak diganggu. Dan adalah
Allah, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al Ahzab 59)
Naah, Jilbab yang
dimaksud adalah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka
dan dada.
5.
Kainnya
longgar, tidak sempit, tidak ketat.
Hendaknya pakaian muslimah adalah pakaian yang nyaman dan
juga tidak ketat sehingga ‘membentuk tubuh’. Biarlah pemuda kesayangan
Rosululloh; Usamah bin Zaid menceritakan sesuatu kepada kita..
“Rosululloh SAW memberiku pakaian qibthiyah (gaya mesir) yang
tebal, hadiah dari Dihyah Al Kalbiy. Pakaian itu aku kenakan pada isteriku.
Maka suatu ketika beliau SAW bersabda: “mengapa engkau tak pernah memakai baju
mesir itu? Aku pun menjawab,
“baju itu saya pakaikan pada isteri saya.” Beliau lalu bersabda, “perintahkanlah
isterimu agar mengenakan baju lain di bagian dalamnya. Aku khawatir pakaian
mesir itu masih menggambarkan bentuk tulangnya.”
Lanjut lagi ya…
Be your Self!
Pake jilbab bukan berarti terjebak pada persepsi yang
dibuat orang-orang; muslimah berjilbab harus halus, lembut feminim, tidak
pantas begini, tidak boleh begitu….
Islam tidak menghapus karakter-karakter khas dari pribadi
pemeluknya yang tidak bertentangan dengan aqidah. Islam justru membingkainya
menjadi kemulian karakter yang menyejarah. Masih ingat kan… beda bangetnya
karakter Umar ibn Khatab dan Abu Bakar As Shidiq.. manja dan cerianya Aisyah
ra. Atau begitu dewasa dan keibuannya Khadijah binti khuwailid ra. Dan banyak contoh lainnya.. so… tetap
mempesona dengan menjadi dirimu sendiri!!!
Referensi :
1. Agar Bidadari Cemburu, Salim A. Fillah dalam dalam Materi
Tarbiyah Super Keren SMA N 14 Jkt (2008).
2. Tim divisi mentoring perekrutan dan pengembangan,
Silabus Mentoring (2012)
0 komentar:
Post a Comment