Oleh: Afif Akbar
Iskandar (Staf Media Center, Matematika 2011)
“Saat kita sakit
kita segera pergi ke dokter, saat ban kendaraan kita bocor kita pergi ke tukang
tambal ban, namun saat kita sedang kesusahan kita jarang sekali pergi ke Allah,
artinya kita tidak mengenal Allah sebaik kita mengenal tukang tambal ban”.
Kata – kata ini
terngiang dikepala saya, betapa sombongnya kita kepada Allah, betapa jahatnya
kita kepada Allah, betapa seringnya kita mengecewakan Allah, bahkan disaat kita
sedang kesusahan, kita selalu berfikir pendek, tidak mau berfikir jangka
panjang, contohnya saja kalau kita berdo'a kepada Allah lalu belum
dikabulkan oleh Allah kita langsung ber”suudzan” kepada Allah. “Ah, Allah jahat
nih gak ngabulin do'a saya” padahal Allah telah menyiapkan jalan yang lebih
baik dari itu, namun “Allah tergantung dari prasangka hamba-Nya” kalau memang
kita berprasangka demikian kepada Allah, maka jangan salahkan jika
kesusahan dan kesulitan kita selalu hadapi.
Mungkin tanpa kita
sadari, sering sekali kita mengharapkan sesuatu dari manusia, padahal berharap
dari manusia rawan sekali dengan yang namanya kekecewaan, berharaplah hanya
kepada Allah, karena hanya dengan berharap kepada Allah – lah kita tidak akan
dikecewakan oleh-Nya
Untuk itu marilah
kita berkaca, tanyakan pada diri “kapan kita datang kepada Allah ? Apakah hanya
saat kita susah saja ?” Memang tidak ada yang salah dengan hal itu, tapi apakah
etis berbuat demikian kepada Allah ? “Ingatlah Allah saat kamu senang, maka
Allah akan mengingatmu saat kamu susah”
wallahu'alam
0 komentar:
Post a Comment