Assalamualaykum wr. wb
Apakabar sobat? Semoga senantiasa dalam lidungan Allah swt.
Kemarin, hari Selasa tanggal 5 Maret 2013
Kajian 6 Kitab dari Salam UI diadakan di Gedung Serbaguna BSM FMIPA UI.
Seperti yang telah dipublish sebelumnya, Kajian rutin yang bertempat di FMIPA ini mengupas mengenai Kajian Tafsir Alquran.
Event perdana ini dibawakan oleh Ust. Nandar Sunandar, Lc, M.Sc sebagai narasumber dan Ahmad Yanis Audi (Fisika 2012) sebagai MC. Acara dimulai pukul 16.22 dengan pembacaan tilawah oleh Zul Haji (Fisika 2011)
Berikut resume kajian yang ditulis oleh Titin Ariyani (Kimia 2010)
Pengantar Ilmu Tafsir
Di awal sesi, MC memperkenalkan narasumber dan memberikan satu inspirasi dari sosok Ustadz Nandar Sunandar, yaitu moto hidup beliau, bahwa “Hidup adalah penghambaan diri kepada Allah swt (: ” (tadabur Adz Dzariyat : 56)
Pada kesempatan ini, materi yang disampaikan tidak langsung masuk ke pembahasan tafsir. Untuk sesi ke depannya, akan dibahas tafsir surah-surah pada juz 30, dari An Naba sampai An Nas. Di awal sesi, narasumber menanyakan “siapa yang sudah hafal juz 30? Atau bahkan 30 juz? (:”
Materi yang dibahas kali ini adalah pengantar ilmu tafsir.
Definisi Tafsir Al Quran
Tafsir (fassara, yufassiru, tafsiiran) , Al Fusru yang memiliki arti menjelaskan dan menyingkap sesuatu. Tafsir menurut istilah adalah ilmu untuk memahami kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, menjelaskan makna-maknanya menyimpulkan hikmah dan hukum-hukumnya. (Al Hafidz as Suyuthi dari al-Imam Az Zarkasyi). Ketika kita berbicara mengenai kitab, setidaknya ada 4 kitab yang kita ketahui (Kitab Zabur kepada Nabi Daud as, Kitab Taurat kepada Nabi Musa as, Kitab Injil kepada Nabi Isa as, dan yang terakhir.. Kitab Al Quran yang diturunkan kapada Nabi Muhammad saw). Itu semua adalah kitab yang menjadi pedoman kehidupan manusia, hanya saja kitab sebelumnya hanya berlaku local saja, yaitu untuk kaum Bani Israil. Kenapa disebut Bani Israil? Israil itu sendiri berasal dari bahasa Ibrani, Isra itu artinya hamba, il artinya Tuhan. Jadi Israil itu artinya hamba Tuhan, atau dalam bahasa Arab disebut Abdullah. Kalau kita kaji, Israil itu dinisbahkan kepada Nabi Yakub as. Ketika disebut Bani Israil, maka itu adalah keturunan Nabi Yakub as.
Nabi Ibrahim memiliki 2 anak, yang pertama adalah Ismail dan yang kedua adalah Ishak. Dari keturunan Nabi Ishak, banyak sekali nabi-nabi utusan Allah. Dan itu semua diperuntukkan kepada Bani Israil. Ada apa dengan Bani Israil? Coba kita lihat di QS Al Baqarah, ketika disuruh menyembelih sapi, mereka tanya menyembelih sapi yang bagaimana. Dijawab sapi yang kekuningan, lalu ditanya lagi sapi yang seperti apa. Lalu dijawab lagi, sapi yang tidak terlalu tua dan terlalu muda. Tidak jua melaksanakan, selalu bertanya dan bertanya.
Kembali ke topik Al Kitab, ilmu tafsir yang dijelaskan di sini adalah ilmu untuk memahami kitab Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, Al Quran.
Sebagaimana yang kita ketahui, Al Quran yang terdiri dari 30 juz, 114 surat, dengan jumlah huruf mencapai lebih dari satu juta, itu sangat penuh hikmah dan hukum-hukum di dalamnya. Oleh karena itu, memahaminya adalah hal mutlak karena itulah pedoman hidup kita.
Urgensi Memahami Tafsir Al Quran.
Kita sama-sama tahu bahwa Al Quran adalah pedoman dengan bahasa Arab.
“Sesungguhnya Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab”
Kalau kita menuliskan Al Quran dengan huruf latin, berarti itu bukan Al Quran. Kitab pedoman ini memuat dasar-dasar aqidah (Al Iman billah, Al Iman bilmalaikati, al imanu bil kutubihi, Al Imanu bil Yaumil Akhir, Al Imani bil Qadha wal Qadr). Inilah yang disebut sebagai rukun Iman. Kemudian, Al Quran juga memuat kaidah syariah, misal hukum (pidana, perdata, pernikahan,dll), serta asas-asas perilaku (muamalah) seorang muslim (misal akhlak sesama muslim, terhadap orang tua, tetangga, dll). Namun Allah tidak memberikan perincian-perincian mengenai itu secara eksplisit, namun terkandung dalam ayatnya yang menyimpan makna. Misalnya pada Surah Al Asr, yang hanya tiga ayat, ternyata menyimpan makna sebegitu dalam dan luas. Bahkan dikatakan Andai Allah tidak menurunkan AL Quran selain Surah Al Asr, maka cukuplah itu untuk manusia karena di situ menyimpan pesan beriman, beramal shalih, saling menasihati dalam kebaikan dan menetapi dalam kesabaran. Artinya banyak sekali ayat Al Quran yang pendek, namun maknanya luas. Oleh karena itu, kita perlu memahami tafsir Al Quran.
Tafsir dalam Sejarah
Tafsir sudah dikenal sejak masa Rasulullah. Pada masa itu, banyak sahabat yang ahli dalam bidang tafsir. Mereka memang memiliki bahasa ibu Arab, sehingga mudah mencerna ayat-ayat yang turun. Ada para sahabat ahli tafsir (Abu Bakar Shiddiq, Umar, Ustman, Ali, Ibn Mas’ud, ibn Abbas, Ubai ibn Ka’ab, Zaid ibn Tsabit, Abu Musa al Asy’ari, Abdullah ibn Zubair), mereka adalah orang pilihan. Allah meridhoi mereka dan mereka ridho kepada-Nya. Mereka bukan sekadar ahli tafsir, namun juga ahli fiqih, bahkan sebagian merupakan ahli seni dan sastra.
Ada 3 referensi para sahabat dalam menafsirkan Al Quran :
Dari Al Quran, Sunnah, juga ijtihad.
Pada masa sahabat, ada 3 kota yang menjadi
- Mekah – (Madrasah ibn Abbas) , mendapatkan doa special dari Rasulullah. “Ya Allah, berikanlah atau karuniakan kepada Ibn Abbas kepahaman dalam agama, dan ajarkan kepada dirinya takwil/tafsir”. Dengan doa itu, Ibn Abbas menjadi pakar dalam bidang tafsir, dan muncullah Tafsir ibn Abbas yang dikumpulkan oleh para tabi’in dari Ibn Abba situ sendiri.
- Madinah – (Madrasah Ubai ibn Ka’ab)
- Irak – (Madrasah ibn Mas’ud), sahabat Rasulullah yang memiliki nama Abdullah ibn Mas’ud dengan banyak keistimewaan
Mufassir Mekah : Mujahid ibn Jabir, Atha ibn Abi Tabah, Ikrimah, dll.
Mufassir Madinah L Muhammad ibn Ka’ab, Abu Al Aliyah, Zaid ibn Aslam, dll.
Mufassir Irak : Al Hasan Al Basri, Masruq ibn Al Aida, Murrah al Hamdani,dll
Bentuk Tafsir Al Quran
1. Tafsir bil Matsur : menafsirkan Al Quran berdasarkan kutipan-kutipan shahih, yaitu menafsirkan Al Quran dengan Al Quran karena ia berfungsi sebagai penjelas Kitabullah, dengan perkataan sahabat karena merekalah yang dianggap mengetahui kitabullah, dan dari para tabi’in.
Contoh : Ibn Jarir At Thabari, Tafsir Ibn Katsir.
2. Tafsir bir Ra’yi : tafsir yang menggunakan ijtihad seorang mufassir dengan bantuan ilmu bahasa Arab, ilmu qiro’ah, ilmu Al Quran, ilmu hadits, ushul fiqh, asbab an Nuzul, dan ilmu lain. Mereka harus menguasai semua ilmu tersebut untuk menafsirkan Al Quran.
Contoh : Tafsir Fakhrur Razi, Tafsir Abu Su’ud, Tafsir fii Dzilalil Quran (Sayyid Qutb).
Metode Tafsir
Ada 4 macam metode :
1. Metode Tahlili
Ialah metode tafsir yang berusaha menjelaskan Al Quran dengan menguasai berbagai sisinya dan menjelaskan apa yang dimaksudkan oleh Al Quran, misalnya sastra dan makna bahasanya.
2. Metode Ijmali
Ialah metode yang berusaha menjelaskan Al Quran secara singkat dan global, dengan menjelaskan makna yang dimaksud tiap kalimat dengan bahasa yang ringkas.
3. Metode Muqaran
4. Metode Madhu’I (Tematik)
5. Mengumpulkan ayat Al Quran yang mempunyai tujuan yang satu, sama-sama membahas topic tertentu dan mengurutkannya sesuai dengan masa turunnya, selaras dengan asbabun nuzulnya, kemudian memperhatikannya dengan penjelasan-penjelasan dan keterangan-keterangan dari ayat lain.
Biografi Singkat Ibn Katsir
Abu Fida Imaduddin Ismail ibn Umar bin Katsir al Qurasyi al Bushrawi ad Dimasyqi. Lahir pada tahun 701 Hijriyah di Kota Bashra, negeri Syam. Usia 4 tahun, ayahnya wafat kemudian beliau diasuh oleh pamannya. Tahun 706 H beliau menetap di Damaskus. Beliau menimba ilmu di Damaskus gurunya ibn Asyakir ibn Sairazi, ishaq ibn Yahya, Adz Dzahabi ibn Taimiyah, dll. Beliau wafat tahun 774 H di Damaskus.
Diceritakan dalam sejarah, beliau ingin dimakamkan berdampingan dengan Ibn Taimiyah. Ibn Taimiyah adalah ulama besar yang menghasilkan kurang lebih 500 karya/buku. Bahkan ada cerita suatu hari saat beliau sakit, dokter yang memeriksa beliau merekomendasikan untuk istirahat total. Tapi yang beliau lakukan adalah membaca. Kata dokter, “wahai Tuan, anda itu sedang sakit keras. Jangan banyak berfikirlah, istirahat”. Beliau menjawab “justru dengan membaca, saya merasa nyaman. Istirahat saya adalah membaca”.
Prestasi keilmuan Ibn Katsir
- Ahli Tafsir ternama à Tafsir Ibn Katsir yang masih digunakan hingga saat ini. Banyak sekali pahala yang mengalir, masyaAllah (:
- Ahli Hadits à beliau pernah menyusun buku di bidang hadits lagi kuat hafalannya.
- Sejarawan à pernah menulis buku sejarah tentag masa Rasulullah hingga hari akhir.
- Ahli Fiqh à bukan sekadar bisa
Karya menumental Ibn Katsir
- Tafsir Al Quranal Adzim
- Al Bidayah wal Nihayah
- Jami’ al Masanid
- Ikhtisar ‘ulum al haits
- Risalah fii al Jihad
- Al Kawakib Ad Darari
- dll
Keistimewaan
- Menafsirkan Al Quran dengan Al Quran
- Memaparkan ayat-ayat yang bersesuaian maknanya
- Menafsirkan ayat dengan hadits marfu’
- Menafsirkan al Qur’an dengan atsar Sahabat
Kesaksian Para Ulama
- Ibn Katsir adalah seorang mufti, muhaddits, alim, ahli fiqh, ahli tafsir (Ad Dzahabi)
- Ibn Katsir adalah seorang yang disibukan dengan hadits
Pertanyaan :
- Di Surah Al Ahzab : 29 ada perintah jilbab. Maksud kata menutup wajah itu seperti apa?
Jawab : Jilbab adalah penutup kepala, dada, dan wajah. Di sana ada perbedaan pendapat di kalangan ulama berkaitan dengan penafsiran ayat tersebut. Ada sebagian yang menafsirkan jilbab adalah kain yang menutup dari kepala hingga lutut (kecuali mata). Ini berkaitan dengan hadits Rasulullah yang lain yang menjelaskannya. Dari sini muncul perbedaan di kalangan sahabat sendiri. Ditafsirkan selain wajah dan telapak tangan, dan sebagian menafsirkan seluruhnya kecuali mata. Masing-masing pendapat tersebut memiliki landasan yang kuat.
----
Kajian selesai pukul 18.03 WIB
Sampai jumpa di Kajian Tafsir #2 ya :)